Senin, 01 Februari 2016

Contoh Proposal PTBK



Implementasi Konseling Behavioral Untuk Meminimalisasi Perilaku Membolos Siswa
SMP Negeri 1 Bangli tahun pelajaran 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Banyak sekali kenakalan remaja dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh generasi penerus bangsa pada masa ini, terutama yang berhubungan dengan pelanggaran kedisiplinan sekolah salah satunya adalah membolos.
Seperti yang terjadi di SMP Negeri 2 Kuta yang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kabupaten Badung yang memiliki peraturan-peraturan sekolah yang wajib ditaati oleh siswa. Namun dari hasil observasi dan pengamatan disekolah, ternyata masih banyak dijumpai siswa yang sering membolos khususnya siswa dikelas VIII B dengan gejala-gejala seperti : banyak yang tidak mengerjakan PR, dan absensi kelas banyak yang kosong.
1.2  Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mencari implementasi konseling behavioral untuk meminimalisasi perilaku membolos siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta tahun pelajaran 2012/2013. Karena alasan dan pertimbangan tertentu maka penelitian ini hanya mampu menjangkau :
1)      Siswa yang diteliti terbatas pada siswa yang sering membolos di kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta tahun pelajaran 2012/2013.
2)      Menggunakan Konseling behavioral dalam melakukan penelitian ini.

1.3  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan : apakah konseling behavioral efektif untuk meminimalisasi perilaku membolos pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta tahun pelajaran 2012/2013?

1.4  Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah konseling behavioral dapat meminimalisasikan perilaku membolos pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta tahun pelajaran 2012/2013.

1.5  Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, manfaat penelitian akan ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi kegunaan teoritis dan dari sisi kegunaan praktis.
1.    Manfaat Teoritis
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan teori-teori maupun konsep-konsep layanan konseling dan  perilaku membolos bagi siswa dalam dunia pendidikan.
2.    Manfaat Praktis
a.       Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi guru sebagai bahan kajian dalam memberikan layanan.
b.      Bagi Guru BK, penelitian ini diharapkan dapat digunakan debagai bahan pertimbangan dalam pemahaman dan pemberian layanan konseling.
c.       Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam bertingkah laku kearah yang positif.

1.6  Asumsi
Asumsi adalah keterangan-keterangan yang diterima tanpa pembuktian lebih lanjut untuk menjadi dasar awal atau pegangan dalam suatu penelitian.
Karena faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variabel penelitian yang akan diselidiki sangan kompleks dan peneliti tidak mungkin meneliti secara keseluruhan, maka dipandang perlu mengasumsikan beberapa hal yang pengaruhnya sangat dekat dengan variabel penelitian ini. Adapun hal-hal yang diasumsikan antara lain :
1)      Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku membolos siswa dalah observasi dilapangan.
2)      Kondisi siswa yang diteliti dalah keadaan yang sehat.
3)      Suasana saat penelitian diasumsikan dalam keadaan yang kondusif.
BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, HIPOTESIS

A.  LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Konseling Behavioral
Konseling behavioral adalah sebuah proses konseling (bantuan) yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tingkah laku (behavioral), dalam hal pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan yang ingin dicapai oleh diri klien.
Menurut Krumboltz& Thoresen (Surya, 1988:187) konseling behavioral adalah suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu.
2.1.2 Tujuan Konseling Behavioral
            Tujuan konseling behavioral berorientasi pada pengubahan atau modifikasi perilaku konseli, yang di antaranya :
  1. Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar
  2. Penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif
  3. Membantu konseli membuang respon-respon yang lama yang merusak diri atau maladaptif dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat dan sesuai (adjustive).
  4. Konseli belajar perilaku baru dan mengeliminasi perilaku yang maladaptive, memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan.
  5. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian sasaran dilakukan bersama antara konseli dan konselor.
2.1.3 Tahapan – tahapan kenseling behavioral
Konseling behavioral memiliki empat tahap dalam proses konseling, yaitu :
1.  Melakukan Assesment
Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi metode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2.  Menetapkan Tujuan (Goal Setting)
Dalam hal ini Konselor dan konseli bersama-sama mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan konseli
3.   Implementasi Teknik (Technique Implementation)
Konselor dan konseli mengimplementasikan teknik-teknik konseling sesuai dengan masalah yang dialami konseli.
4.   Evaluasi  dan Pengakhiran
        Evaluasi konseling behavioral merupakan proses yang berkesinambungan. Tingkah laku konseli digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas konselor dan efektivitas tertentu dari teknik yang digunakan. Dalam hal ini konselor dan konseli mengevaluasi implementasi teknik yang telah dilakukan serta menentukan lamanya intervensi dilaksanakan sampai tingkah laku yang diharapkan menetap.
2.2 Membolos
2.2.1 Pengertian Membolos
   Bolos sekolah adalah salah satu masalah yang serius dan harus mendapatkan perhatian khusus dari pihak terkait. Perilaku ini bisa menghambat proses belajar mengajar yang berimbas pada pelakunya sendiri dan juga orang lain. Perilaku bolos sekolah bisa dimasukkan dalam ketegori kekerasan dalam pendidikan, karena perilaku ini merupakan pelanggaran aturan sekolah khususnya berkenaan dengan jam belajar.

2.2.2 Faktor – faktor  yang mempengaruhi perilaku membolos 
            Keinginan untuk membolos diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor pribadi/personal.





B.     KERANGKA BERFIKIR
Masalah membolos timbul karena banyak factor yang mempengaruhinya di antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Peranan pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu komponen sistem pendidikan yang sangat besar andilnya dalam proses penanggulangan perilaku membolos dikalangan remaja khususnya layanan konseling individual. Layanan konseling individual dinyatakan mampu mengembangkan individu kearah yang positif.  Berdasarkan paparan diatas dapat diduga bahwa layanan konseling behavioral dapat meminimalisasi perilaku membolos siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta tahun Ajaran 2012/2013.
C.    HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara dan belum tentu kebenarannya. Mengacu pada penjelasan sebelumnya, maka dapat diketengahkan rumusan hipotesis yaitu : bahwa layanan konseling behavioral dapat meminimalisasi perilaku membolos pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta Tahun Ajaran 2012/2013.

















BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
            Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan PTBK, penelitian pada umumnya bertujuan untuk menentukan, mengembangkan atau mengguji kebenaran suatu pengetahuan ,sehingga untuk mencapai tujuan itu memerlukan suatu metode penelitian yang akan di uraikan secara berturut- turut mengenai : sasaran perbaikan, seting penelitian, rancangan penelitian, dan prosedur penelitian.
3.2 Sasaran Perbaikan
            Yang dijadikan sasaran perbaikan dalam penelitian ini adalah perilaku senang membolos siswa dan ini akan di atasi dengan melalui layanan konseling behavioral.
3.3 Setting dan Subjek Penelitian
            Subjek penelitian adalah 2 orang siswa kelas VIII B Smp Negeri 2 Kuta tahun ajaran 2012/2013 yang senang membolos. Kriteria yang di gunakan dalam menentukan siswa yang  yang senang membolos adalah prilaku siswa di sekolah, seperti jarang mengikuti pelajaran, absen sering kosong, tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan, dan sebagainya.
3.4 Rancangan Penelitian
            Penelitian dengan topik : Implementasi konseling behavioral untuk memimalisasi perilaku membolos siswa kelas VIII A Smp Negeri 2 Kuta Tahun Ajaran 2012/2013, bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan konseling behavioral untuk meminimalisasi perilaku membolos siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Kuta Tahun Ajaran 2012/2013.
3.5 Prosedur Penelitian
            Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling yang terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan layanan konseling, pelaksanaan layanan konseling, observasi ,refleksi.
3.5.1  Perencanaan
            Pada perencanaan ini hal- hal yang di lakukan adalah :
1.      Permohonan kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Kuta
2.      Mengidentifikasi siswa yang memiliki sering membolos
3.      Menyusun program konseling
4.      Membuat pedoman wawancara
5.      Menyusun format pedoman obserfasi tentang pelaksanaan/ tindakan.
3.5.2  Pelaksanaan
            Melaksanakan wawancara konseling behavioral, di mana klien dalam konseling ini di panggil ke ruang BK karena klien melakukan penyimpangan prilaku yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah, sehingga wawancara di lakukan sesuai dengan harkat dan martabat dalam pendidikan. Dengan cara ramah,bersahabat, empati, toleransi, dan kesabaran.
3.5.3 Observasi
            Observasi dilakukan dengan guru BK saat mengajar dikelas maupun diluar kelas. Hasil pengamatan berupa observasi tingkat kedisiplinan. Berdasarkan hasil pengamatan itu, wawancara konseling dievaluasi. Setelah itu data dievaluasi dengan teknik analisis deskriptif komparatif, maksudnya tingkah laku sebelum tindakan di jabarkan secara sistematis dan akhirnya di bandingkan. Bila perilaku membolos menurun berarti tindakan berhasil.
3.5.4 Refleksi
            Kegiatan ini meliputi menganalisis hasil observasi. Dari proses refleksi awal dapat di jadikan pertimbangan untuk menyatakan dan merencanakan tindakan berikutnya.
3.6  Teknik Analisis Data
            Teknik analisi data yang digunakan dalam PTBK ini adalah analisis kuantitatif. Teknik kuantitatif adalah penganalisaan data yang di peroleh melalui penggambaran dengan kata- kata atau kalimat yang di pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

5 komentar:

  1. Selamat malam pak,,
    Mohon maaf saya juga sedang menyusun proposal PTBK unt thesis saya..
    Saya boleh minta bantuannya untuk penjelasan teknik analisis data yg bapak gunakan seperti apa contoh realnya??

    Terimakasih bantuannya

    BalasHapus
  2. terimakasih pak bisa sebagai contoh buat proposal

    BalasHapus
  3. terima kasi pak bisa menjadi contoh proposal

    BalasHapus
  4. Terimakasih pak dapat menjadi inspirasi kami dalam menyusun proposal TPBK.

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas tampilanx. Menjadikan inspirasi dan tambah wawasan dalam berkarier.🙏🙏

    BalasHapus