Peran Guru
dalam Meningkatkan
Motivasi
Belajar Siswa
Oleh :
Nama : A.A. Bagus Dwi Dharma Putra
Nim : 2013.I.1.0014
PROGRAM
STUDU BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP)
PGRI BALI
2015
/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari
dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah
motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya
penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang
cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar
dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar
siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga
siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas
belajar dengan senang karena didorong motivasi.
Saat ini, banyak siwa yang kurang termotivasi untuk belajar.
Hal tersebut dapat di lihat dari sikap siswa yang acuh terhadap proses
pembelajaran, tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi serta tidak
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Penguatan dan penanaman motivasi belajar berada di tangan
para guru. Karena selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran adalah guru. Guru adalah pendidik yang berperan dalam rekayasa
pedagogik. Ia menyusun desain pembelajaran dan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Guru juga berperan sebagai pendidik yang mengajarkan
nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut
seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang
nantinya akan diajarkan kepada siswa.
Dari
latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”
B. Rumusan
masalah
1) Apa saja kah peranan guru itu?
2) Apa yang dimaksud dengan Motivasi?
3) Bagaimana upaya seorang guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa?
C. Tujuan
1) untuk mengetahui peranan guru.
2) Untuk mengetahui penjelasan
motivasi.
3) Untuk mengetahui upaya seorang guru
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penyusun
Dapat menambah pengetahuan penyusun
mengenai peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Bagi pembaca
Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan dan referensinya mengenai
masalah seminar.
BAB II
ISI
A.
MOTIVASI
BELAJAR
1.
Pengertian Motivasi
Huitt, W. (2001) mengatakan motivasi adalah suatu kondisi
atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan,
atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam
rangka mencapai suatu tujuan.
Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi
adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu
perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan
Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan,
semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang
dikehendakinya.
Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu
aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari
pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi
melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari
hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau
pujian guru (Marx Lepper: 1988).
Menurut Hermine Marshall Istilah motivasi belajar mempunyai
arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah
kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar
tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu
kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi apabila individu merasa ada
ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Sedangkan dorongan
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi
harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan
harapan atau pencapaian tujuan dan tujuan merupakan hal ingin di capai oleh
seorang individu. Tujuan tersebut akan mengarahkan perilaku dalam hal ini yaitu perilaku unutk belajar.
Bertolak dari arti kata motivasi diatas, maka yang dimaksud
dengan motivasi belajar adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat belajar. atau dengan kata lain sebagai pendorong semangat belajar.
2.
Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi
belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut :
a. Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses dan hasil akhir,
Contohnya : setelah siswa membaca suatu bab buku bacaan, di
bandingkan dengan temannya sekelas yang juga bab tersebut, ia kurang berhasil
menangkap isi, maka ia terdorong membaca lagi.
b. Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya,
Sebagai ilustrasi jika terbukti usaha belajar seorang siswa
belum memadai maka ia berusaha maka ia berusaha setekun temannya yang belajar
dan berhasil.
c. Mengarahkan kegiatan belajar,
sebagai ilustrasi setelah ia ketahui bahwa bahwa dirinya
belum belajar secara serius, seperti bersenda gurau di dalam kelas maka ia akan
merubah perilaku belajarnya
d. Membesarkan semangat belajar,
Contoh seorang anak yang telah menghabiskan banyak dana
untuk sekolahnya dan masih ada adik yang di biayai orang tua maka ia akan
berusaha agar cepat lulus.
e. Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk menggunakan
kekuatannya sehingga dapat berhasil.
Sebagai ilustrasi, setiap hari siswa di harapkan untuk belajar
di rumah, membantu orang tua dan bermain dengan
temannya. Apa yang di lakukan di harapkan dapat berhasil memuaskan.
Motivasi
belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai
berikut:
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa,
Dalam hal ini pujian, hadiah, dorongan atau pemicu semangat
dapat di gunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
b. Mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa di kelas yang bermacam-macam
sehinnga dengan bermacamnya motivasi tersebut di harapkan guru dapat
menggunakan bermacam-macam strategi belajar mangajar.
c.
Meningkatkan dan menyadarkan guru
untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat,
fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat.
3.
Jenis Motivasi
Berdasarkan
sifatnya, motivasi dapat dibedakan menjadi motif intrinsic dan motivasi
ekstrinsik (Suryabrata, 1995 :7):
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu di luar
dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru
akan puas kalau tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri.
Misalnya , orang yang gemar membaca
tanpa ada yang mendorong , ia akan mencari sendiri buku – buku untuk dibacanya.
Orang yang rajin dan bertanggung jawab tanpa menunggu komando, sudah belajar
dengan sebaik – baiknya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan belajar.
Misalnya, siswa yang sedang menyelesaikan pekerjaan rumah,
sekedar mematuhi perintah guru, kalau tidak dipatuhi guru akan memarahinya.
4. Prinsip-Prinsip
Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar
diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar-mengajar. Ada
beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
a. Motivasi sebagai Dasar Penggerak
yang Mendorong Aktivitas Belajar.
eseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya.
Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.
Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek, belum
sampai melakukan kegiatan. Namun minat adalah motivasi dalam belajar. Minat
merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.
Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan
aktivitas belajar dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi
diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
b. Motivasi Intrinsik Lebih Utama
daripada Motivasi Ekstrinsik dalam Belajar.
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak
memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Anak didik
yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh
guru supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian
motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap
segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga
bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi intrinsik
lebih utama dalam belajar.
c. Motivasi Berupa Pujian Lebih Baik
daripada hukuman.
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat
belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap
orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji
orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal
ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi
kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan
kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
d. Motivasi Berhubungan Erat dengan
Kebutuhan Belajar.
Dalam kehidupan anak didik. Membutuhkan penghargaan.
Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang
wajar bagi anak didik. Semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam
belajar. Guru yang berpengalaman harus dapat memanfaatkan kebutuhan anak didik,
sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang
gemar belajar. Anak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi
memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.
e. Motivasi dapat Memupuk Optimisme
dalam Belajar.
Siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin
dapat menyelesaikan setiap pekerjaan. Dia yakin bahwa belajar bukan kegiatan
yang sia-sia. Hasilnya akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari
mendatang.
B.
PERAN GURU
1.
Pengertian Guru
Guru menurut UU no. 14 tahun 2005 “adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang
asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan
ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti
segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat
2.
Peran Guru dalam proses pembelajaran
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar
membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat
optimal.
Peran seorang guru sangatlah signifikan dalam proses belajar
mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti
sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator,
dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan
klasifikasi guru sebagai:
a. Guru sebagai demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau
pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat
menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa
guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya
dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan
tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya
secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul
dimiliki oleh anak didik.
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa
secara aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang
mendahului antara mengajar dan belajar karena masing-masing memiliki peran yang
memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya. Keberhasilan/kesuksesan guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa
dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan pula
oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan
pengetahuan dan pandangan (Ad. Rooijakkers, 1990:1). William Burton
mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya memberikan stimulus, bimbingan,
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dalam hal
ini peranan guru sangat penting dalam mengelola kelas agar terjadi PBM dapat
berjalan dengan baik.
c. Guru sebagai mediator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan
alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan
demikian jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan
yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses
pendidikan.
d. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber
belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun
suratkabar.
e. Guru sebagai evaluator
Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan
diadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan tadi orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah
dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu
dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan
pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau
keefektifan metode mengajar.
f. Guru sebagai motivator
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran
yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses
pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah penguatan peran
guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa
yang efektif.
Dalam perspektif manajemen maupun psikologi, kita dapat
menjumpai beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating)
yang diharapkan dapat membantu para manajer (baca: guru) untuk mengembangkan
keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi
belajar atau kinerjanya secara unggul. Kendati demikian, dalam praktiknya
memang harus diakui bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau
dengan kata lain untuk dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal
yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan
dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor
internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang
mempengaruhinya.
C.
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Meningkatkan motivasi belajar siswa adalah salah satu
kegiatan integral yang wajib ada dalam kegiatan pembelajaran. Selain memberikan
dan mentransfer ilmu pengetahuan guru
juga bertugas untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Tidak bisa kita
pungkiri bahwa motivasi belajar siswa satu dengan yang lain sangat berbeda,
untuk itulah penting bagi guru selalu senantiasa memberikan motivasi kepada
siswa supaya siswa senantiasa memiliki semangat belajar dan mampu menjadi siswa
yang beprestasi serta dapat
mengembangkan diri secara optimal.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut
kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa
petunjuk untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa paham kearah mana ia
ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan
minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi
belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat
motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab itu, sebelum proses
pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang
ingin dicapai.
b. Membangkitkan
minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki
minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan minat belajar siswa
merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar (Sanjaya,
2009:29). Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran
adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa (Djiwandono, 2006:365).
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting, dan karena itu
tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi
mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting adalah membangkitkan
hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan datang, dan karena itu
pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni, dkk.,
2006:186).
c. Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik manakala ada dalam
suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut. Usahakan agar kelas
selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu
guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d. Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan
asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang
baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat berupa sarana atau
media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya sehingga menarik
perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan pembelajaran yang
menarik, maka akan membangitkan rasa uingin tahu siswa di dalam kegiatan
pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam pembelajaran.
Motivasi instrinsik untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan
melalui penggunaan materi pembelajaran yang menharik, dan juga penggunaan
variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk membAngkitkan minat belajar siswa
dapat dilakukan dengan cara pemutaran film, mengundang pembicara tamu,
demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran, belajar melalui radio, karya
wiasata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 : Hamalik, 2009:168).
e. Berilah
pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Dalam
pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak
didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena pujian menimbulkan rasa
puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167). Namun begitu, pujian
harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji secara berlebihan karena
akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian yang keluar dari hati
seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada
siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah dan Zain, 2006:152).
f. Berikan
penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin memperoleh nilai
bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai dapat
menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu, penilaian harus
dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya.
Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan mendorong siswa belajar,
oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk memmperoleh hasil yang
baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang
harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan
seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan
mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai mengerjakan suatu
tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan memberikan
tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang
positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 2009:21).
Penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus dikerjakan segera, maupun
tugas-tugas yang berlangsung terus menerus (Prayitno, 1989:17). Sebaliknya
pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam belajar. Bahkan menimbulkan
efek psikologis yang lebih jelek.
h. Ciptakan
persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan pengaruh yang baik
untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui persaingan siswa
dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang
terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran
yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun antar
individu.
Namun demikian, persaingan tidak selamanya menguntungkan,
terutama untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh
sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk
menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaingan antar siswa lebih
banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap perkembangan kepribadian
siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan dengan cara memeri
kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan yang telah diucapai
sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu berikutnya (Prayitno,
1989:22-230). Misalnya guru membuat dan memberi tahu grafik kemajuan belajar
siswa.
Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru harus berusaha
membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat memusatkan
perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Oleh karena itu,
usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk membimbing
siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka memiliki motivasi
belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi
belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan
cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran
dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang (Sanjaya,
2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa digunakan
dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan mmemmbangkitkan motivasi
dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya
masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn motivasi
dengan cara negatif dihindari.
BAB III
KESIMPULAN
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa
yang efektif.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswanya yaitu; Memperjelas tujuan yang ingin
dicapai, Membangkitkan minat siswa, Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam
belajar, Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik, Berilah pujian
yang wajar setiap keberhasilan siswa, Berikan penilaian, Berilah komentar
terhadap hasil pekerjaan siswa, Ciptakan persaingan dan kerjasama.
DAFTAR
PUSTAKA
Wina
Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.